Kami mencoba melihat trader-trader profesional yang menerapkan dengan baik sistem tradingnya. Ternyata dana mereka selalu berkembang dalam akunnya. Tak kami temukan kesalahan yang berisiko tinggi pada hasil transaksinya. Tak kami temukan pula kecerobohan yang terdapat pada strateginya. Semua itu berjalan sangat sempurna sehingga transaksi histori pada akun mereka sungguh mencengangkan.
Apakah ada suatu hal yang membedakan antara Anda dan mereka? Saya akan bilang tidak. Mereka trading sama-sama open posisi dengan klik buy dan sell. Mereka sama-sama melakukan analisa seperti Anda. Mereka juga pernah melakukan kesalahan transaksi seperti yang Anda lakukan. Dan mereka pula tidak tahu pergerakan harga 1 menit ke depan. Namun, satu hal yang membedakan: trader-trader profesional tidak mendadak sukses trading, karena mereka pun belajar trading forex perlahan-lahan dari awal.
Butuh Proses
Jadi, apakah Anda mengira bila para profesional trading yang sukses saat ini sebelumnya juga baru belajar kemarin? Itu sebenarnya tidak mungkin. Karena semua hal-hal yang memiliki kelebihan di atas rata-rata adalah mereka yang sebelumnya punya keahlian tersebut.
Sebagai contoh, tidak kami temukan orang-orang yang sukses hari ini merupakan orang miskin kemarin. Kecuali jika orang tersebut menang karena dapat hadiah, hibah, warisan, atau dapat lotere. Namun dalam kenyataannya orang-orang yang kaya mendadak tersebut tidak umum. Hanya sedikit dari manusia-manusia dibumi ini yang mendapat kesempatan seperti itu.
Tidak ada orang yang suatu hari miskin, lalu tiba-tiba dihari berikutnya menjadi kaya raya. Begitu juga dengan trader, tidak ada orang suatu hari baru belajar, belum tahu apa-apa, dan sering loss, lalu tiba-tiba dihari berikutnya profit konsisten, dapat memprediksi harga dengan tepat, dan memiliki banyak uang. Semua itu hanya angan-angan saja.
Anda tidak bisa sukses dari hasil trading hanya dari belajar ebook saja. Anda tidak bisa profit besar dari hasil membaca-baca dari website. Anda juga tidak bisa konsisten trading hanya dari mengikuti seminar, workshop, dan cerita dari mentor Anda. Yang Anda bisa rasakan dari hasil proses tersebut, Anda akan menjadi trader yang lebih baik dari sebelumnya.
Butuh Kebiasaan
Orang itu harus sedikit demi sedikit melatih kemampuan bertradingnya. Tidak cukup hanya melakukan analisa dengan ceklik buy dan ceklik sell. Tidak cukup hanya melakukan management dengan strateginya. Namun lebih dari itu, Anda harus melatih psikologis. Melatih kemauan untuk terus belajar dan pantang menyerah. Melatih tidak untuk putus asa. Dan melatih untuk tetap belajar.
Cobalah belajar sedikit lebih giat, belajar sedikit lebih keras, belajar sedikit lebih lama. Cobalah gunakan waktu sedikit lebih efisien, sedikit lebih banyak ilmu yang diserap, sedikit lebih menyenangkan, dan sedikit lebih nyaman dalam belajar. Mencoba menemukan hal-hal baru untuk mendukung diri Anda lebih sukses lagi dalam bertransaksi.
Setelah Anda mencoba, mendengarkan apa yang Anda dengar dari mentor Anda, memperhatikan dari seminar Anda, merasakan dari teman trader Anda yang loss, membaca ulasan-ulasan buku yang Anda lihat maka jadikanlah sebagai kebiasaan. Jadikan pengetahuan yang Anda coba tadi menjadi tindakan. Lakukan, kerjakan, maka Anda akan mendapatkan kesuksesan.
Banyak orang yang melihat strategi martingale adalah bom waktu. Benarkah cara ini efektif untuk digunakan dalam trading forex? Dan benarkah seperti bom waktu yang kadang-kadang bisa merugikan si trader? Artikel kali ini akan mengulas Teori Martingale sampai Anda bisa memahami penggunaan beserta risiko yang terjadi bila memakai strategi martingale.
Martingale merupakan salah satu cara trading forex yang sering digunakan oleh kalangan trader. Sejarahnya, Teknik Martingale ditemukan pertama kali di Perancis pada awal abad 18 dimana teknik ini digunakan para penjudi agar dapat menang taruhan. Martingale sangat dikenal di dunia trading karena sebagian orang masih beranggapan bahwa trading adalah sejenis judi.
Martingale sebenarnya bukanlah rumus “sakti” yang dapat membuat seseorang konsisten menang taruhan, tetapi hanyalah sekedar cara pengelolaan modal (money management). Martingale adalah sebuah teori manajemen probabilitas yang memungkinkan kesamaan nilai sesuatu di masa tertentu dengan masa sebelumnya, menggunakan prinsip penggandaan.
Dalam forex trading, Strategi Martingale adalah strategi untuk mendapatkan profit sekaligus menutup total kerugian dari transaksi sebelumnya melalui penggandaan modal. Oleh karena itu, ketika menggunakan strategi martingale, resiko pada transaksi berikutnya selalu meningkat seiring dengan meningkatnya kerugian. Aturan main strategi martingale ini adalah ketika Anda melakukan transaksi sekian lot dan bila hasilnya rugi, maka pada transaksi selanjutnya menggunakan lot 2 kali lipatnya. Sehingga ketika transaksi terakhir profit, maka keuntungannya sudah bisa menutupi semua kerugian dari transaksi-transaksi sebelumnya.
Teknik yang digunakan sangatlah sederhana, ilustrasinya : – Pertama, pasang 1 lot dan kalah – Kedua, pasang 2 lot (2 kali lipat sebelumnya) dan kalah – Ketiga, pasang 4 lot dan kalah – Keempat, pasang 8 lot akhirnya menang
Ilustrasi ini bisa dilihat pada contoh di bawah ini : BUY lot 1 = – $10 (loss) BUY Lot 2 = – $20 (loss) BUY Lot 3 = – $40 (loss) BUY Lot 4 = + $80 (Profit) ———————————– + Profit = + $10
Dengan menggunakan prinsip tersebut, jumlah lot harus 2 kali lipat dari sebelumnya (agar jumlah lot selalu 1 langkah di depan kekalahan sebelumnya sehingga kalau menang maka kekalahan sebelumnya tertutup dan juga mendapatkan laba). Dilihat secara teori, teknik Martingale ini pasti akan menang. Namun, problem Martingale terletak pada pertanyaan “kapan menangnya?”
Apakah Anda akan menang di langkah ke-5, ke-10, atau ke-1000? Oleh karena itu ketika Anda akan menggunakan strategi martingale, maka harus menghitung ketahanan modal sampai transaksi ke berapa. Dengan demikian, Anda bisa lebih mengusahakan kemenangan sebelum transaksi yang terakhir dibuat.
Pola candlestick tweezer terbagi menjadi dua pola yaitu; tweezer top dan tweezer bottom. Keduanya memiliki dua candle bar atau lebih di mana harga high atau low-nya berada pada level sama atau tak terpaut jauh. Badan bar pertama harus terlihat jelas (relatif besar) sedangkan bar kedua bisa lebih kecil atau bahkan berbadan hanya seperti doji saja.
Tweezer top terbentuk pada saat bar pertama menunjukkan bullish candle (harga close di atas harga open) sedangkan candle kedua memiliki harga high sama atau “mepet” dengan bar sebelumnya.
Sebaliknya, jika bar pertama menampilkan bearish candle (harga close di bawah harga open) dan diikuti oleh bar dengan harga low sama atau mendekati maka kedua bar tersebut adalah tweezer bottom.
Perhatikan bahwa kedua pola ini akan muncul dengan frekuensi relatif sering terutama apabila trader menggunakan time frame rendah (di bawah h4). Disarankan menggunakan timeframe di atas H4 agar terhindar dari fake signal.
Mengapa Pola Candlestick Tweezer Digunakan Sebagai Penanda Reversal?
Landasan dari pola si “jepitan” (red. terjemahan dari “tweezer”) ini adalah bahwa pergerakan bar kedua melawan bar sebelumnya sebagai berkas-berkas transisi perpindahan kekuatan dari buyer atau seller. Sentimen trader bisa saja berbalik 180 derajat pada momen atau hari berikutnya, terutama jika harga sudah mulai mendekati garis support atau resistance. Hal tersebut adalah alasan mengapa pola candlestick tweezer sering digunakan sebagai pendeteksi reversal.
Pada tweezer top (lingkaran merah) terlihat bahwa reli para bull trader kuat pada bar pertama. Namun, berikutnya perubahan sentimen mendorong harga berbalik arah saat mendekati garis resistansi.
Sedangkan pada tweezer bottom (lingkaran biru) tampak dari bar pertama bahwa para bear trader telah berusaha menjatuhkan harga tapi tak bertahan lama karena sudah “notok” garis support. Alhasil lawan (buyer) kembali mendapat tenaga untuk merangkak naik.
Tips Dan Saran Penggunaan Pola Candlestick Tweezer Top Dan Bottom
Perlu diingat trading dengan mengandalkan reversal pada dasarnya menitik-beratkan kemampuan trader untuk bereaksi cepat terhadap pergerakan harga. Dengan kata lain, jika Anda adalah trader pemula lebih baik belajar untuk mengikuti trending terlebih dahulu sebelum mencoba membuka posisi berdasarkan pola candlestick tweezer ini.
Bagi trader yang sudah terbiasa membuka posisi dengan proteksi SL dan TP serta pengetahuan memadai mengenai letak support dan resistance, trading dengan sinyal reversal mampu menambah peluang trading apabila arah trending tak kunjung teridentifikasi.
Perhatikan seberapa jauh harga high atau low pada tweezer mendekati garis resistansi atau support. Misalnya pada tweezer top, akurasi akan semakin tinggi apabila harga tinggi kedua bar mendekati garis resistansi.
Begitu pula dengan panjang dari badan. Biasanya tweezer dengan bentuk badan tegas serta penuh mendominasi harga (tanpa lower shadow pada tweezer bottom dan tanpa upper shadow pada tweezer top) memiliki reliabilitas lebih tinggi.
Cara membaca pergerakan harga pasar dengan menggunakan formasi candlestick telah diterapkan di negara asalnya Jepang sejak abad 18. Pada saat itu chart candlestick digunakan untuk memprediksi pergerakan harga beras. Ketika bursa saham di Jepang dimulai pada tahun 1870, candlestick secara luas dipakai oleh para trader untuk menganalisa naik turunnya saham-saham tertentu dari waktu ke waktu. Analis terkenal Amerika Serikat Charles Dow pada tahun 1900-an ikut menggunakan candlestick dalam memprediksi arah pergerakan harga saham hingga formasi ini menjadi populer di seluruh dunia sampai sekarang.
Pada dasarnya formasi candlestick memberikan informasi yang sama dengan formasi bar biasa yang dibuat kemudian, tetapi secara format, grafik formasi candlestick lebih jelas dan akurat dalam menggambarkan pergerakan harga (price action). Secara visual, tingkah laku harga permintaan dan penawaran lebih jelas untuk dipahami. Dalam chart trading yang menggunakan formasi candlestick peran trader yang menginginkan harga naik (bull) dan harga turun (bear) jelas kelihatan, dan siapa yang akhirnya menang akan tampak pada formasi candlestick yang terbentuk kemudian.
Formasi Candlestick Yang Sering Muncul
Dasar dari metode price action adalah pengamatan dan interpretasi pergerakan harga melalui formasi candlestick. Karena sudah populer, para analis memberikan nama atau sebutan untuk formasi-formasi candle tertentu yang sering terjadi, seperti misalnya hammer atau doji. Berikut gambar formasi candlestick yang sering muncul di pasar dan digunakan dalam analisa dengan metode price action:
Bullish candle: menggambarkan pergerakan harga yang cenderung naik pada periode waktu tersebut. Dalam hal ini jumlah trader yang menginginkan kenaikan harga lebih besar dari mereka yang mengharapkan harga akan turun.
Bearish candle: menggambarkan pergerakan harga yang cenderung turun pada periode waktu tersebut. Dalam hal ini jumlah trader yang menginginkan harga turun lebih besar dari mereka yang mengharapkan kenaikan harga pasar.
Long lower shadow : formasi ini bersifat bullish. Panjang ekor minimal harus sama dengan panjang body candle-nya. Lebih panjang ekor (shadow)-nya akan lebih valid, artinya kemungkinan bullish lebih besar. Trader yang menginginkan kenaikan harga lebih besar dari yang mengharapkan harga turun.
Long upper shadow : formasi ini bersifat bearish. Panjang shadow atas minimal harus sama dengan panjang body candle-nya. Lebih panjang shadow akan lebih valid, artinya kemungkinan untuk bearish lebih besar. Pada kondisi ini trader yang menginginkan harga turun lebih besar dari yang mengharapkan harga naik.
Hammer : formasi candlestick yang mengindikasikan keadaan bullish. Formasi ini lebih valid jika terjadi pada kondisi downtrend. Panjang ekor minimal 2 kali panjang body candle-nya. Hammer tidak mempunyai shadow atas yang berarti trader yang menginginkan kenaikan harga lebih banyak masuk pasar disaat-saat akhir penutupan.
Shooting star: kebalikan dari hammer, bersifat bearish. Formasi ini lebih valid jika terjadi pada kondisi uptrend. Panjang shadow atas minimal 2 kali panjang body candle-nya. Trader yang menginginkan harga turun lebih banyak masuk pasar disaat-saat akhir penutupan.
Harami, Doji dan Spinning tops : sifatnya tidak bisa dipastikan (indecision), tetapi formasi ini sering muncul. Pada kondisi uptrend ataupun downtrend, ke 3 formasi ini perlu konfirmasi oleh formasi candle yang terjadi sesudahnya guna memprediksi arah gerak harga.
Dragonfly doji : bersifat bullish bila terjadi pada kondisi downtrend.
Gravestone doji : bersifat bearish bila terjadi pada kondisi uptrend.
Engulfing : bisa bersifat bullish atau bearish (lihat formasi pada gambar diatas)
Setup Price Action Utama
Setup price action yang utama adalah pin bar, inside bar dan fakey (false) bar. Berikut formasi candlestick pada chart daily yang terbentuk pada masing-masing setup tersebut:
Formasi candle pin bar
Seperti tampak pada gambar di atas, formasi candlestick untuk pin bar yang sering terjadi adalah long upper atau lower shadow dan doji ekor panjang (gravestone dan dragonfly). Formasi ini sesuai dengan karakteristik pin bar:
harga open dan close dari sebuah pin bar mendekati level high atau low dari bar tersebut, semakin dekat akan semakin valid.
harga open dan close dari sebuah pin bar harus dekat satu sama lain, semakin dekat semakin valid.
Pin bar bisa mengindikasikan penerusan arah trend (trend continuation) maupun pembalikan arah trend (trend reversal), tergantung dari posisi pin bar tersebut dalam alur trend yang sedang terjadi. Dalam hal harga open dan harga close yang mendekati level high dari bar tersebut (formasi long lower shadow), mereka yang menginginkan kenaikan harga lebih banyak dari yang mengharapkan harga turun, sehingga walaupun pada mulanya harga turun hingga level terendah bar tersebut tetapi pada akhir penutupan harga terdorong naik hingga mendekati level tertingginya.
Sebuah pin bar memang mesti dikonfirmasikan oleh bar yang terjadi sesudahnya untuk memastikan sentimen bull atau bear yang lebih kuat. Jika harga penutupan bar sesudahnya lebih besar dari penutupan bar long lower shadow, maka sentimen pasar cenderung bullish, dan sebaliknya untuk formasi long upper shadow. Jika formasi candle-nya hammer atau dragonfly doji, maka sentimen pasar cenderung lebih kuat dimana mereka yang cenderung menginginkan harga turun telah keluar pasar atau ‘kalah’ dibandingkan dengan mereka yang mengharapkan harga naik dan telah mengambil posisi buy. Demikian juga untuk sentimen downtrend (formasi shooting star atau gravestone doji). Contoh lain untuk formasi candlestick pada pin bar:
Formasi candle inside bar
Inside bar adalah sebuah bar yang panjangnya berada dalam range bar sebelumnya. Inside bar menunjukkan konsolidasi pasar yang singkat, sebelum akhirnya terjadi breakout pada arah trend yang sedang dominan. Formasi bar yang terdiri dari sebuah atau beberapa inside bar haruslah dikonfirmasikan oleh bar berikutnya untuk mengetahui sentimen pasar yang jelas.
Pada dasarnya, semua formasi candle bisa menjadi inside bar selama harga open dan close-nya berada dalam range bar sebelumnya. Contoh formasi candle inside bar dalam price action adalah formasi harami.
Formasi candle fakey (false) bar
Formasi fakey (false) bar mengindikasikan penolakan pada level tertentu. Harga akan bergerak mengikuti trend yang sedang terjadi, tetapi kemudian berbalik arah setelah break level support atau resistance. Sering setelah formasi fakey terbentuk, harga berbalik arah dengan kuat. Biasanya fakey bar didahului dengan terbentuknya inside bar.
Pada contoh diatas tampak inside bar dengan formasi harami (bar ke 2 formasi spinning top), dan pin bar dengan formasi candle shooting star sebelum break level support-nya.
Bagi sebagian trader ada yang tidak memahami dan mengabaikan jam trading forex, trading hanya sesuai dengan analisa yang dia dapat tanpa melihat di sesi pasar mana dia melakukan transaksi. Hal seperti itu mungkin ada yang menganggap remeh namun bisa berakibat fatal. Penting bagi seorang trader forex untuk melihat di sesi mana dia melakukan transaksi karena tidak semua indicator atau analisa sesuai dengan sesi pasar yang sama.Secara umum trading forex memang berjalan 24 jam dalam 5 hari seminggu, bagi sebagian trader trading di sesi pasar mana saja tidak ada perbedaannya padahal dari sesi pasar yang dipilih dapat menjadi tolak ukur kesuksesan seorang trader. Di dalam pasar forex terbagi menjad tiga sesi pasar (Market) yaitu :
Market Asia Market Asia dimulai dari jam 06.00 WIB (Tokyo Open) dan jam 07.00 WIB (Hongkong Open). Dan berakhir pada pukul 14.00 WIB. Market Europe (England) Pasar Eropa adalah pasar terbesar yaitu hampir sekitar 36% dari total perdagangan. Pasar Eropa merupakan pasar yang paling ramai dari semua sesi pasar, dimana ribuan pengusaha kelas kakap dunia melakukan transaksi perdagangan forex. Jam trading di mulai pada pukul 14.00 WIB sampai pukul 22.00 WIB.
Market US Pasar New York mengambil porsi sekitar 19% dari total perdagangan. New York adalah pusat perdagangan dan bisnis di Negara Amerika, dan hamper 90% perdagangan di dunia menggunakan mata uang USD. Jam trading dimulai pada pukul 19.00 WIB sampai pukul 03.00 WIB.
Sperti keterangan di atas bahwa pasar forex selalu buka 24 jam dalam 5 hari seminggu karena setiap sesi pasar memiliki jam trading yang berbeda-beda dan menyambung dari mulai sesi Asia, Europa, US dan Sydney.
Kesimpulan : saat sesi Europa adalah pasar yang sangat sibuk dan ramai anda dapat masuk di sesi pasar tersebut untuk melakukan transaksi. saat overlaping memberikan volatilitas dan likuiditas tinggi. Ini adalah kesempatan Anda untuk segera meraih gain/keuntungan dalam waktu yang singkat. pada pertengahan minggu (Rabu, Kamis, Jumat) dimana pergerakan harga pips sedang pada nilai tertinggi.
Free Swap Account XM | Rebate XM Indonesia Terbesar
Dalam sejarah perkembangan forex banyak bermunculan broker dari berbagai Negara untuk memenuhi kebutuhan seorang trader, banyak penawaran-penawaran yang di berikan oleh masing-masing broker kepada membernya. Disini kita akan membahas fasilitas yang di berikan beberapa broker kepada para membernya yaitu “Swap Free Account” atau biasa di sebut “Islamic Account”.Semakin berkembanya forex tentu semakin banyak trader dari berbagai kalangan dan broker mencoba untuk memberikan pelayanan yang khusu di berikan untuk kalangan dari agama islam yaitu dengan memberikan jenis akun Swap Free Account/Islamic Account. Dikarenakan umat islam dilarang melakukan bisnis yang ada bunga di dalamnya.
Sebenarnya apa itu swap?. Swap dapat juga di sebut dengan rollover yaitu sebuah transaksi trading yang dikenakan bunga dalam transaksinya. Swap di hitunga dari suku bunga bank dan dapat berubah-ubah tergantung dari open posisi dan pair yang perdagangkan. Dengan demikian swap harus di bayar atau di terima oleh member setiap transaksi yang dilakukannya “menginap” hingga berganti hari.
Dalam ketentuan swap sebuah Negara memiliki kebijakan dan suku bunga yang berbeda dan akan terus berubah, dengan demikian setiap mata uang sebuah Negara memiliki suku bunga yang tinggi dan ada juga yang memiliki suku bunga rendah. Dalam penerapanya trader harus membayar bunga pada mata uang yang ia jual dan akan menerima bunga dari mata uang yang dibeli. Jadi ketika selisih bunga antara mata uang yang di jual dengan yang di beli itu negatif seorang trader harus membayar swap, namun ketika selisih bunga tersebut positif maka trader berhak mendapatkan bunga.
Trader bisa saja mendapat keuntungan ketika melakukan jual pada mata uang dengan suku bunga tinggi dan membeli mata uang yang rendah dari selisih nilai suku bunga kedua mata uang tersebut. Strategi trading yang mendapatkan keuntungan dari swap disebut juga Carry Trade.
Perbedaanya swap free account dengan standar account adalah jika seorang trader menggunakan jenis akun standar maka ketika melakukan transaksi dan sudah berjalan melebihi pukul 24.00 waktu server maka sudah di anggap menginap dan akan di kenakan swap tergantung dari currency yang di tradingkan. Sedangkan swap free account trader mempunyai kebebasan untuk melakukan transaksi lebih dari satu hari tanpa di kenakan biaya atau swap.
Sebelum anda menggunakan jenis akun swap free account silahkan pelajari dan pahami ketentuan dari broker yang akan anda gunakan karena setiap broker menerapkan ketentuan yang berbeda-beda.
Moving Average (dengan berbagai macam variannya) bisa dikatakan sebagai indikator yang sederhana tetapi multi fungsi. Indikator ini tersedia di semua trading platform, bahkan menjadi indikator default yang terpasang di chart. Gak heran, inilah indikator yang biasanya pertama di kenal oleh (calon) trader. Tapi, jangan dulu meremehkan indikator yang satu ini. Dibalik penampilannya yang sederhana, sebenernya banyak informasi yang bisa kita ambil dari “selembar” moving average, maupun kombinasi beberapa moving average. Yuks, mari kita lihat, bagaimana kita bisa memanfaatkan informasi dari moving average.Moving Average sebagai Pendeteksi Trend Fungsi yang satu ini keknya sudah jelas deh. Sebagai indikator yang pada dasarnya “menghaluskan” pergerakan chart, dengan melihat kecenderungan arah moving average, otomatis kita bisa mendeteksi arah trend. Tinggal kita lihat saja, moving average cenderung naik, berarti trend cenderung naik. Moving average turun, berarti trend cenderung turun. Moving average membentuk pola bukit dan lembah secara simultan, berarti trend cenderung sideways.
Tentunya kita bisa menyesuaikan time frame dan periode dari moving average yang kita gunakan untuk mendeteksi trend dalam jangka waktu tertentu yang kita inginkan. Misalnya kita ingin mendeteksi trend dalam 2 jam terakhir, maka kita bisa menggunakan time frame 15 menit dengan moving average periode 8. Demikian seterusnya.
Moving Average sebagai “Nilai Tengah” Pergerakan Harga Di saat market cenderung sideways, kita bisa menggunakan moving average dengan periode 200 di time frame yang rendah (misalnya 15 menit) sebagai nilai tengah yang nantinya bakalan bisa menjadi patokan bahwa harga akan bolak-balik menembus SMA200 tersebut.
Bisa kita lihat kecenderungan harga untuk bolak-balik memotong SMA 200, sehingga bisa kita ambil patokan: apabila harga di atas SMA 200, parabolic SAR terletak di atas candlestick dan W%R ada di area sell, maka kita bisa lakukan Open Position Sell. Dan apabila harga di bawah SMA 200, parabolic SAR terletak di bawah candlestick dan W%R ada di area buy, maka kita bisa lakukan Open Position Buy.
Perpotongan Dua Moving Average sebagai Patokan untuk Masuk ke Market
Chart di atas adalah chart untuk pair GBP/USD dengan time frame hourly dengan 2 SMA yang dipasang, yaitu SMA 4 (warna merah) dan SMA 8 (warna biru). Nah, apabila SMA 4 memotong SMA 8 dari bawah ke atas, seperti nampak pada titik 1, berarti nilai rata-rata 4 jam terakhir lebih besar dari pada nilai rata-rata 8 jam terakhir. Dengan kata lain, trend dalam 4 jam cenderung naik. Dalam kondisi seperti itu, sebaiknya kita melakukan open position: Buy pada titik tersebut (harga ditunjukkan dengan horizontal line sebesar 1.5619). Demikian seterusnya.
Ok, hal-hal yang saya kemukanan di atas sekedar contoh peggunaan moving average yang bisa kita lakukan. Anda mungkin bisa menemukan cara yang lain dalam mengintepretasikan informasi dari moving average ini. Dari indikator yang sederhana, ternyata banyak juga ya informasi yang bisa kita dapatkan.
Moving Average (dengan berbagai macam variannya) bisa dikatakan sebagai indikator yang sederhana tetapi multi fungsi. Indikator ini tersedia di semua trading platform, bahkan menjadi indikator default yang terpasang di chart. Gak heran, inilah indikator yang biasanya pertama di kenal oleh (calon) trader. Tapi, jangan dulu meremehkan indikator yang satu ini. Dibalik penampilannya yang sederhana, sebenernya banyak informasi yang bisa kita ambil dari “selembar” moving average, maupun kombinasi beberapa moving average. Yuks, mari kita lihat, bagaimana kita bisa memanfaatkan informasi dari moving average.Moving Average sebagai Pendeteksi Trend Fungsi yang satu ini keknya sudah jelas deh. Sebagai indikator yang pada dasarnya “menghaluskan” pergerakan chart, dengan melihat kecenderungan arah moving average, otomatis kita bisa mendeteksi arah trend. Tinggal kita lihat saja, moving average cenderung naik, berarti trend cenderung naik. Moving average turun, berarti trend cenderung turun. Moving average membentuk pola bukit dan lembah secara simultan, berarti trend cenderung sideways.
Tentunya kita bisa menyesuaikan time frame dan periode dari moving average yang kita gunakan untuk mendeteksi trend dalam jangka waktu tertentu yang kita inginkan. Misalnya kita ingin mendeteksi trend dalam 2 jam terakhir, maka kita bisa menggunakan time frame 15 menit dengan moving average periode 8. Demikian seterusnya.
Moving Average sebagai “Nilai Tengah” Pergerakan Harga Di saat market cenderung sideways, kita bisa menggunakan moving average dengan periode 200 di time frame yang rendah (misalnya 15 menit) sebagai nilai tengah yang nantinya bakalan bisa menjadi patokan bahwa harga akan bolak-balik menembus SMA200 tersebut.
Bisa kita lihat kecenderungan harga untuk bolak-balik memotong SMA 200, sehingga bisa kita ambil patokan: apabila harga di atas SMA 200, parabolic SAR terletak di atas candlestick dan W%R ada di area sell, maka kita bisa lakukan Open Position Sell. Dan apabila harga di bawah SMA 200, parabolic SAR terletak di bawah candlestick dan W%R ada di area buy, maka kita bisa lakukan Open Position Buy.
Perpotongan Dua Moving Average sebagai Patokan untuk Masuk ke Market
Chart di atas adalah chart untuk pair GBP/USD dengan time frame hourly dengan 2 SMA yang dipasang, yaitu SMA 4 (warna merah) dan SMA 8 (warna biru). Nah, apabila SMA 4 memotong SMA 8 dari bawah ke atas, seperti nampak pada titik 1, berarti nilai rata-rata 4 jam terakhir lebih besar dari pada nilai rata-rata 8 jam terakhir. Dengan kata lain, trend dalam 4 jam cenderung naik. Dalam kondisi seperti itu, sebaiknya kita melakukan open position: Buy pada titik tersebut (harga ditunjukkan dengan horizontal line sebesar 1.5619). Demikian seterusnya.
Ok, hal-hal yang saya kemukanan di atas sekedar contoh peggunaan moving average yang bisa kita lakukan. Anda mungkin bisa menemukan cara yang lain dalam mengintepretasikan informasi dari moving average ini. Dari indikator yang sederhana, ternyata banyak juga ya informasi yang bisa kita dapatkan.
Sebelum kita memilih salah satu diantara beberapa Broker Forex yang banyak bertebaran di Dunia Online, saya akan mencoba memberikan beberapa Informasi mengenai Broker Forex kepada anda.
Pada umumnya terdapat 4 Jenis Broker Forex yang sering digunakan oleh para Trader dalam bertransaksi atau bertrading ria, yaitu: Broker Konvensional, Non Dealing Desk, Dealing Desk, dan Hybrid.
Broker Konvensional
Trading Forex sebenarnya dapat dilakukan dengan menuju ke Bank ataupun ke tempat Penukaran Uang (Money Changer), untuk bertransaksi secara Fisik atau Langsung. Bertrading seperti itu disebut juga Trading Tradisional atau Konvensional (Non Online), yang tentunya banyak sekali keterbatasan dan tidak secara realtime. Sementara itu, jenis-jenis broker yang dipakai untuk Trading Forex secara Online (non-fisik), yaitu:
Non Dealing Desk
Yaitu suatu broker yang ordernya diteruskan langsung kepada pasar ataupun kepada broker lain. Biasanya spread di broker jenis Non-Dealing Desk (ECN) berubah-ubah bergantung kepada kondisi pasar. Broker jenis Non Dealing Desk sangat cocok digunakan untuk para trader profesional, karena sangat adil, tanpa manipulasi dan user bertrading melawan pasar yang sesungguhnya dan bukan melawan broker atau bandar.Di broker jenis ECN, para user dapat terjun secara langsung dan ikut berpartisipasi ke dalam pasar yang sesungguhnya. Mereka dapat bercampur dengan partisipan lain di dalam pasar tersebut seperti Bank, Pemerintah, Institusi maupun Trader Perorangan yang dimana mereka saling berinteraksi Jual dan Beli secara bersamaan tanpa adanya suatu intervensi dari pihak broker ataupun dealer (dealing desk). Biasanya pihak perusahaan broker hanya mendapatkan keuntungan dari komisi ataupun dari mark-up spread. Broker ECN menggunakan kondisi sesungguhnya yang terjadi di pasar dan tanpa dibuat-buat. Broker ECN bekerja dengan mempertemukan penjual dan pembeli secara nyata (via online, realtime).
Broker Dealing Desk
Yaitu sebuah broker yang dimana mereka membuat suatu pasar tersendiri dengan kondisi yang mereka tentukan sendiri. Di dalam kasus ini para user bertrading melawan broker atau bandar. Pada dasarnya broker dealing desk mendapatkan keuntungan dari kekalahan para usernya, sehingga apabila user menghasilkan profit maka broker akan membayar dari kas broker tersebut sendiri (bukan murni didapat dari pasar yang sesungguhnya). Bila anda bertrading di jenis broker Dealing Desk maka pastikan anda menempatkan dana anda di broker Dealing Desk yang terdaftar (teregulasi) sebagai perusahaan pialang dan telah bereputasi baik. Regulasi yang baik yaitu: NFA/CFTC Amerika Serikat, FCA Inggris, ASIC Australia. Broker Dealing Desk seringkali disebut sebagai para bandar (dealers).
Dealers terdiri dari 2 jenis:
Dealer Besar Broker jenis ini biasanya telah mempunyai reputasi yang baik dan terdaftar secara legal (teregulasi) sebagai perusahaan pialang (Futures Commission Merchant atau FCM) seperti teregulasi di NFA, CFTC, FSA, serta bukan terletak di tempat yang terpencil atau tidak jelas. Sama seperti halnya anda bermain di kasino maka sebaiknya anda mencari kasino yang besar seperti di Macau ataupun di Las Vegas. Karena, apabila anda mendapatkan profit maka dipastikan broker tersebut dapat membayar kemenangan anda dan simpanan investasi dana anda tetap aman. Di broker dealing desk yang teregulasi ini terdapat suatu badan pengawas (umumnya dari pemerintah setempat) yang bertujuan untuk mengontrol ataupun menjamin bahwa broker tersebut telah menjalankan tugasnya dengan baik dan tidak menipu para nasabah.
Dealer kecil atau Unregulated Broker (Bucket Shop atau broker kaki lima) Broker jenis ini adalah broker yang harus anda hindari, karena mereka berpotensi besar untuk memanipulasi transaksi anda ataupun bertindak curang sehingga anda akan mudah mengalami kekalahan yang semestinya tidak terjadi. Umumnya broker bucket shop tidak berijin sebagaimana mestinya, dan hanya berijin sebagai perusahaan biasa atau lainnya (bukan sebagai perusahaan pialang). Hal ini sering mengecoh para calon nasabah yang masih awam.
Ciri-ciri Broker Bucket Shop :
Terletak di tempat-tempat yang tidak jelas (negara offshore yang tidak jelas) dan tidak berijin regulasi sebagaimana mestinya (ini yang biasanya dilakukan).
98% pasti memperbolehkannya transfer uang dengan pihak ke-3 atau perorangan, ataupun menggunakan voucher (boleh menggunakan Liberty Reserve)
Pendaftaran yang sangat mudah dan terkesan sembarangan serta tanpa verifikasi yang memadai.
Terdapat batasan ataupun melarang suatu teknik trading tertentu (seperti scalping, martingale dan sebagainya).
Ada juga broker bucket shop yang memperbolehkan segala macam teknik trading karena di dalam sistemnya sebenarnya sudah terpasang suatu script otomatis yang dapat menghambat teknik tersebut (script tersebut biasanya bernama Virtual Dealer).
Kondisi yang ditawarkan broker bucket shop seringkali diluar kondisi normal dari keadaan pasar yang sesungguhnya, seperti leverage yang terlalu tinggi (misal 1:1000), spread rendah yang tidak masuk akal (contoh: 1 pip fixed bahkan 0 pip fixed, padahal di pasar sesungguhnya spread adalah selalu berubah terus setiap detiknya).
Terdapat bonus-bonus besar yang tujuannya bersifat menarik para nasabah agar mau menempatkan dananya (yang pada akhirnya adalah untuk “dimakan” oleh bandar curang tersebut). Berhati-hatilah dengan broker yang menawarkan hal-hal terlalu bombastis ataupun bonus yang terlihat sangat menarik, karena semakin besar bonusnya maka perlu anda waspadai lebih seksama. Daripada nantinya terjebak dan anda akan mengalami kerugian yang tidak sebanding dengan bonus yang ditawarkan.
Hal-hal curang yang biasa dilakukan oleh broker berjenis Bucket Shop yaitu :
Requote yang berlebihan
Eksekusi order yang lambat, jika terkena TP (target profit) sulit untuk dieksekusi tetapi sebaliknya jika terkena SL (stop loss) maka mudah sekali dieksekusi
Server yang sering down
Manipulasi harga quote
Menghilangkan transaksi profit secara sepihak dengan dalih trading anda tidak sah
Penarikan dana seringkali tertahan atau tidak bisa dilakukan
Pernyataan yang tidak benar. Hati-hati dengan pernyataan dari broker buckep shop yang seringkali memberikan pernyataan salah dan menyesatkan mengenai sistem mereka, seperti mereka menyatakan bahwa mereka adalah broker berjenis ECN ataupun STP tetapi kenyataannya mereka adalah Dealing Desk yang bersistem bandar bahkan lebih parah, hal ini semata-mata bertujuan untuk menipu dan menarik minat masyarakat awam agar bertrading di tempat mereka, padahal kenyataannya mereka BUKAN ECN ataupun STP yang sebenarnya. Oleh karena itu. memerikasa adanya regulasi SANGATLAH PENTING agar anda tahu bahwa broker tersebut telah mendapatkan pengawasan dari badan yang untuk tidak sembarangan memberikan pernyataan salah yang dapat menyesatkan calon trader.
Waspadai pula dengan Award dan penghargaan yang mereka klaim (biasanya dilakukan oleh broker Ilegal & Bucket Shop untuk menarik perhatian). Contoh: “Sebagai the best broker”. Penghargaan itu tidak menjamin broker tersebut aman. Periksa dulu lembaga mana yang memberi rating perusahaan tersebut. Dan cari di google mengenai kredibilitas dari perusahaan rating tersebut. Contoh broker forex Prime4x yang scam tersebut juga sebelumnya mengklaim sebagai “The Best Broker 2009? padahal lembaga pemberi ratingnya adalah lembaga yang tidak kredibel, dan buktinya broker tersebut nyatanya scam dan membawa lari uang nasabah.
Hati-hati pula dengan rating yang dibeli (atau istilahnya KKN / penyogokan), dan hati-hati pula dengan yang seolah-olah itu penghargaan padahal itu hanya artikel iklan dari broker itu sendiri yang menulis. Waspadai trik-trik “nakal” dan pernyataan atau iklan yang tidak benar dari broker forex ilegal tersebut.
Broker Hybrid
Broker ini merupakan kombinasi antara jenis broker ECN/STP dengan broker Dealing Desk. Umumnya broker Hybrid mempunyai suatu aturan dalam melempar order ataupun berdasarkan dari jenis akun yang digunakan. Sebagai Contoh: Jika besaran Lot, Frekuensi, ataupun Equity anda dibawah nilai XXX maka anda dieksekusi di sisi Dealer, tetapi jika diatas itu akan dieksekusi di jenis STP ataupun ECN. Sebenarnya sulit untuk mengetahui bahwa broker ini termasuk bertipe Hybrid ataupun tidak. Hal ini hanya dapat anda ketahui dengan mencobanya sendiri.
Saran dan Rekomendasi
Setelah penjelasan mengenai jenis-jenis broker diatas, saya harap anda akan lebih selektif lagi agar tidak mudah untuk tertipu seperti Broker yang telah saya jelaskan diatas. Untuk mengetahui kredibilitas suatu broker memang tidak mantap jika belum mencoba sendiri bagaimana rasanya. Banyak pihak yang mengatakan bahwa selain sebagai saran berlatih, akun demo juga berfungsi untuk mengetes kualitas layanan broker. Sebetulnya, Ini bukan pendapat yang benar-benar tepat.
Akun demo tidak akan sama dengan penggunaan di akun yang sesungguhnya (live account) , sehingga jika kondisi di demo anda berjalan dengan baik maka tidak menjamin bahwa real account anda juga akan sama, terutama di broker yang berjenis bucket shop. Sehingga untuk mengetahui benar broker tersebut maka haruslah dicoba melalui kondisi live account.
Bagi Anda yang suka melipat-gandakan modal, memperbesar hasil, serta menciptakan banyak keuntungan tidak ada salahnya untuk mencoba compound sebagai cara mendapatkan profit besar. Teknik compound sering digunakan oleh mereka yang sudah profesional. Sayangnya banyak trader pemula yang sudah mencoba, menjajal, meniru, dan menggunakan teknik compound. Pada akhirnya, angan-angan biasanya tidak realistis dan hanya menyebabkan trading loss besar.
Meski terkesan menggiurkan, membentuk teknik compound bukanlah cara yang mudah untuk dilakukan. Sebelumnya, Anda tentu harus mempersiapkan diri. Anda harus bisa konsisten terlebih dahulu, mendapatkan trading yang stabil, serta dapat membatasi resiko dari kesalahan-kesalahan trading.
Realistis Siapa sih yang tidak suka melipat-gandakan modal dengan cara cepat? Setiap orang pasti ingin mampu menghasilkan dari 100 USD menjadi 10,000 USD dalam waktu 1 tahun, atau bahkan menjadikan 1000 USD menjadi 100,000 USD dalam waktu 12 bulan. Walaupun metode compound bisa memungkinkan pencapaian tersebut, kenyataannya teknik ini tidak mudah dipraktikkan.
Bila Anda tertarik untuk menggunakan teknik compund, hanya ada satu jalan: buat target yang realistis. Compound tidak harus dalam waktu sekian tahun bisa melipatkan modal menjadi milyaran Dollar. Target compound juga sebaiknya tidak dijadikan acuan tetap. Buatlah target yang dinams dan bukan sebagai sesuatu yang mutlak wajib dipenuhi. Jadi, ketika target sudah didapatkan maka Anda bisa mendapat kepuasan. Namun jika memang tidak mendapatkan target itu, Anda pun tetap santai. Selalu ingat bahwa teknik compound hanya digunakan untuk memacu trader supaya memiliki mind-set yang jelas serta arah yang nyata.
Metode Compound Melalui artikel ini penulis coba memberikan teori yang realistis, tidak mengada-mengada, serta pasti bisa dilakukan oleh mereka yang sudah cukup baik dalam bertrading. Kuncinya hanya satu: menjaga konsistensi.
Teori ini tidak membutuhkan profit yang besar, cukup 10% per bulan, maka Anda bisa segera menggunakannya. Ingat, ini hanya teori dan Anda bisa menerapkan sendiri teknik compound menurut variasi masing-masing. Nah, bagaimana tekniknya?
Misalnya Anda memiliki modal 100 USD dan ingin profit stabil 10 persen per bulan. Jika ditradingkan terus-menerus berapa hasil yang didapatkan setelah 10 tahun kemudian?
Jawaban: Bulan ke 01= 100 USD x 10 persen = 110 USD Bulan ke 02= 110 USD x 10 persen = 121 USD Bulan ke 12= 285 USD x 10 persen = 314 USD
Tahun ke 02= 895 USD x 10 persen = 985 USD Tahun ke 03= 2,810 USD x 10 persen = 3091 USD Tahun ke 10= 8,428,097 USD x 10 persen = 9,270,907 USD
Sudah bisa diketahui dengan modal 100 USD, Anda dapat menghasilkan sekitar 9,270,907 USD dalam waktu 10 tahun. Apakah 10 tahun itu lama untuk menghasilan nilai sebesar itu? Nilai tersebut cukup realistis dan pas untuk profit yang dikumpulkan dalam jangka waktu tersebut. Namun sekali lagi, Anda harus konsisten terlebih dahulu. Profit bisa dicari, namun untuk mencapai konsistensi tak semua orang mampu mendapatkannya.